Arti dari Barisan Pertunjukan Wayang

Rabu, 17 Desember 2014


Pengelompokkan golongan wayang berdasarkan pada atribut dan tokoh-tokohnya, yaitu dapat dibedakan menjadi golongan raton, golongan satriya termasukl di dalamnya adalah tokoh putren dan golongan bala yang termasuk di dalamnya adalah tokoh punakawan. Pengelompokan tokoh wayang kulit dapat didasarkan kepada karakter tokohnya, menjadi: wayang alusan, branyak ( lanyapan ), pidegso, gagah, (gagahan), rewondo, raseko, dan dagelan.
Dalam buku Pedhalangan Ngoyogyakarta jilid I, disebutkan bahwa penggolongan tokoh dapat didasarkan atas busana yang digunakan oleh tokoh wayang, menjadi: golongan wayang makuthan praban, wayang makuthan ngore adhol, wayang kethon (kethu atau uncit), wayang topongan praban, wayang topongan ngore adhol, dan gendong, golongan pagagan praban, ngore adhol, gendhong, wayang gelung keling praban, ngore adhol, dan gendhong, wayang gelung supil urang praban, ngore praban, dan golongan ringgil seben atau sampir (puthut, bramana, dan pandita), penggolongan tokoh wayang kulit dapat pula dilakukan berdasar pada bentuk mata (mripatan) tokoh wayang, yang dibedakan menjadi: golongan wayang bermata plelengan, thelengan, kedelen, kelipan (kippan), kinceran (mata penanggalan), liyepan (gabahan).
Penggolongan wayang kulit berdasarkan pada fungsinya dalam pagelaran wayang dapat digolongkan menjadi: wayang simpingan, yaitu tokoh wayang yang disusun berjajar yang terletak disamping kanan (simpingan tengen). Tokoh yang ada dibagian kanan ini umumnya tokoh yang mukanya gemblenga/brongsong (warna kuning emas/prada) dan warna hitam saja. Dan sebaliknya yang berjajar di sebelah kiri (simpingan kiwa), yaitu tokoh yang disimping kiri dalang pada umumnya terdiri berbagai tokoh wayang kulit yang tampilan mukanya diwarna, seperti warna merah, merah muda, biru, hijau, putih, dan sebagainya. Kelompok lainnya berdasarkan fungsinya ini adalah wayang dhudhahan, yaitu tokoh-tokoh wayang yang sengaja tidak disusun berjajar, tetapi diletakkan didalam kotak, atau diluar kotak disebelah kanan dan kiri dalang pada saan pagelaran wayang kulit berlangsung.
Dalam simpingan wayang kulit menjadi runtut dan ritmis besar kecilnya, maka penyusunan tokoh wayang dapat ditentukan berdasar pada beberapa macam, yaitu:

1. Wayang simpingan kanan
a. Golongan wayang raton: terdiri dari tokoh triwikromo Sri batara Kresna, sampai dengan tokoh raden danaraja (pogagan praban)
b. Golongan wayang gagah (gagahan): mulai dari tokoh Raden Antarejo, hingga resi Rekhatatama (ketu dewa tanpa baju)
c. Golongan wayang alus (alusan): dimulai dari tokoh batara Guru hingga tokoh Prabu Darmakusuma (gelung keling)
d. Golongan wayang Bambang (bambangan): mulai dari tokoh wayang Raden regawa (lesmana muda) sampai dengan Raden parikesit.
e. Golongan Bambang jangkah: mulai dari tokoh yang berbusana puthut alus seben (sampir) hingga pada tokoh Sang Hyang Narada.
f.  Golongan Putren: mulai dari tokoh betari Durga hingga sampai tokoh Putren srambahan (tokoh wayang kulit yang dapat digunakan untuk beberapa peran.
g. Golongan Bayen (wayang anak-anak): mulai dari tokoh Dewa Ruci sampai wayang bayen gedhongan.

2.  Wayang simping kiri
a. Golongan wayang raton: dimulai dari tokoh wayang Braholo sampai dengan tokoh wayang raseksa bernama Begawan Bagaspati (ketu dewa oncit).
b. Golongan gagah (gagahan): dimulai dari tokoh Prabu Sumaliraja sampai dengan tokoh Batara Brama (kethu dewa oncit).
c. Golongan raja sabrang gagah: dimulai dari tokoh sbatara Sambu (oncit praban) sampai dengan Raden Kartopiyoga (pogagan ingore adhol).
d. Golongan gagah kedelen: dimulai dari tokoh Raden Aryo Seto sampai dengan resi Bisma (tapen dengan busana baju)
e. Golongan kathciringan: dimulai Batara Endra sampai dengan tokoh wayang  Prabu Sri Suwela (pogagan praban)
f.  Golongan sabrang alus (alusan): dimulai tokoh prabu Dewasrani sampai dengan tokoh raden Barata (pogagan ngore sampir)
g. Golongan alus lanyapan (baranyakan): dimulai dari Raden Narasciriia (ngore adhol) sampai raden Manuto (denawa Bayang).

3.  Wayang dhudhuhan
Wayang dhudhuhan yang berada didalam kotak. Ditata mulai emblek (anyaman bambu yang digunakan untuk menata wayang didalam kotak) dimulai dari paling bawah, adalah:
a.    Golongan wayang binatang yang beraneka macam bentuk dan namanya
b.   Golongan wayang setanan
c.   Golongan wayang rasekso bermuka binatang (prajurit Guwa kiskendo, dan Raseksa Lokapala)
d.  Golongan wayang Rasekso di Ngalengko
e.   Golongan wayang Rasekso di pringgodani
f.    Golongan wayang Rasekso di Trajutrisno
g.   Golongan wayang rasekso wanan atau Prajurit sabrang seperti Buta Cakil, Buta Begal, dan sebagainya.
h.   Golongan wayang wanara (kera)
i.     Golongan wayang putih yang benareka macam, (dapat ditata pada eblek yang diltakkan melintang diatas kotak atau tumumpang malang disebelah dalang).
j.     Golongan wayang prajurit sabrang atau dugangan.
k.   Golongan wayang Kurawa di Ngastina.

Tokoh wayang dhudhuhan yang ditata diluar kotak dan ditaruh di eblek yang diletakkan di atas tutup kotak, antara lain:
a. Golongan wayang kendaraan (titihan), seperti kreto, gajah, kuda, dan prampogan.
b. Golongan wayang dewa
c. Golongan wayang perepat punakawan, cangik, limbuk, cantrik, keparak, dan emban.
d. Golongan wayang pandhito
e. Golongan wayang senjata yang bermacam-macam, seperti keris, panah, gadha, pedang, bindhi, dan sebagainya. Di samping itu ada juga wayang binatang yang berukuran kecil, seperti burung, landhak, kancil, dan sebagainya.


Daftar Pustaka
Sujatmono. 1992. Wayang dan Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Pocket