Pengelompokkan golongan wayang berdasarkan pada
atribut dan tokoh-tokohnya, yaitu dapat dibedakan menjadi golongan raton,
golongan satriya termasukl di dalamnya adalah tokoh putren dan golongan bala
yang termasuk di dalamnya adalah tokoh punakawan. Pengelompokan tokoh wayang
kulit dapat didasarkan kepada karakter tokohnya, menjadi: wayang alusan,
branyak ( lanyapan ), pidegso, gagah, (gagahan), rewondo, raseko, dan
dagelan.
Dalam buku Pedhalangan Ngoyogyakarta jilid I,
disebutkan bahwa penggolongan tokoh dapat didasarkan atas busana yang digunakan
oleh tokoh wayang, menjadi: golongan wayang makuthan praban, wayang makuthan
ngore adhol, wayang kethon (kethu atau uncit), wayang topongan praban, wayang
topongan ngore adhol, dan gendong, golongan pagagan praban, ngore
adhol, gendhong, wayang gelung keling praban, ngore adhol, dan gendhong,
wayang gelung supil urang praban, ngore praban, dan golongan ringgil
seben atau sampir (puthut, bramana, dan pandita), penggolongan tokoh wayang
kulit dapat pula dilakukan berdasar pada bentuk mata (mripatan) tokoh wayang,
yang dibedakan menjadi: golongan wayang bermata plelengan, thelengan,
kedelen, kelipan (kippan), kinceran (mata penanggalan), liyepan (gabahan).
Penggolongan wayang kulit berdasarkan pada fungsinya
dalam pagelaran wayang dapat digolongkan menjadi: wayang simpingan, yaitu
tokoh wayang yang disusun berjajar yang terletak disamping kanan (simpingan
tengen). Tokoh yang ada dibagian kanan ini umumnya tokoh yang mukanya gemblenga/brongsong
(warna kuning emas/prada) dan warna hitam saja. Dan sebaliknya yang
berjajar di sebelah kiri (simpingan kiwa), yaitu tokoh yang disimping
kiri dalang pada umumnya terdiri berbagai tokoh wayang kulit yang tampilan
mukanya diwarna, seperti warna merah, merah muda, biru, hijau, putih, dan
sebagainya. Kelompok lainnya berdasarkan fungsinya ini adalah wayang dhudhahan,
yaitu tokoh-tokoh wayang yang sengaja tidak disusun berjajar, tetapi diletakkan
didalam kotak, atau diluar kotak disebelah kanan dan kiri dalang pada saan
pagelaran wayang kulit berlangsung.
Dalam simpingan wayang kulit menjadi runtut dan
ritmis besar kecilnya, maka penyusunan tokoh wayang dapat ditentukan berdasar
pada beberapa macam, yaitu:
1.
Wayang simpingan kanan
a.
Golongan wayang raton: terdiri dari tokoh triwikromo
Sri batara Kresna, sampai dengan tokoh raden danaraja (pogagan praban)
b.
Golongan wayang gagah (gagahan): mulai dari
tokoh Raden Antarejo, hingga resi Rekhatatama (ketu dewa tanpa baju)
c.
Golongan wayang alus (alusan): dimulai dari
tokoh batara Guru hingga tokoh Prabu Darmakusuma (gelung keling)
d.
Golongan wayang Bambang (bambangan): mulai dari
tokoh wayang Raden regawa (lesmana muda) sampai dengan Raden parikesit.
e.
Golongan Bambang jangkah: mulai dari tokoh yang
berbusana puthut alus seben (sampir) hingga pada tokoh Sang Hyang
Narada.
f.
Golongan Putren: mulai dari tokoh betari Durga hingga
sampai tokoh Putren srambahan (tokoh wayang kulit yang dapat digunakan
untuk beberapa peran.
g.
Golongan Bayen (wayang anak-anak): mulai
dari tokoh Dewa Ruci sampai wayang bayen gedhongan.
2.
Wayang simping kiri
a.
Golongan wayang raton: dimulai dari tokoh wayang
Braholo sampai dengan tokoh wayang raseksa bernama Begawan Bagaspati (ketu dewa
oncit).
b.
Golongan gagah (gagahan): dimulai dari tokoh Prabu
Sumaliraja sampai dengan tokoh Batara Brama (kethu dewa oncit).
c.
Golongan raja sabrang gagah: dimulai dari tokoh
sbatara Sambu (oncit praban) sampai dengan Raden Kartopiyoga (pogagan
ingore adhol).
d.
Golongan gagah kedelen: dimulai dari tokoh Raden Aryo
Seto sampai dengan resi Bisma (tapen dengan busana baju)
e.
Golongan kathciringan: dimulai Batara Endra sampai
dengan tokoh wayang Prabu Sri Suwela (pogagan
praban)
f.
Golongan sabrang alus (alusan): dimulai tokoh prabu
Dewasrani sampai dengan tokoh raden Barata (pogagan ngore sampir)
g.
Golongan alus lanyapan (baranyakan): dimulai dari
Raden Narasciriia (ngore adhol) sampai raden Manuto (denawa Bayang).
3.
Wayang dhudhuhan
Wayang dhudhuhan yang berada didalam kotak. Ditata mulai emblek
(anyaman bambu yang digunakan untuk menata wayang didalam kotak) dimulai dari
paling bawah, adalah:
a.
Golongan wayang binatang yang beraneka macam bentuk
dan namanya
b.
Golongan wayang setanan
c.
Golongan wayang rasekso bermuka binatang
(prajurit Guwa kiskendo, dan Raseksa Lokapala)
d. Golongan wayang
Rasekso di Ngalengko
e.
Golongan wayang Rasekso di pringgodani
f.
Golongan wayang Rasekso di Trajutrisno
g.
Golongan wayang rasekso wanan atau Prajurit
sabrang seperti Buta Cakil, Buta Begal, dan sebagainya.
h.
Golongan wayang wanara (kera)
i.
Golongan wayang putih yang benareka macam, (dapat
ditata pada eblek yang diltakkan melintang diatas kotak atau tumumpang
malang disebelah dalang).
j.
Golongan wayang prajurit sabrang atau dugangan.
k.
Golongan wayang Kurawa di Ngastina.
Tokoh wayang dhudhuhan yang ditata diluar kotak dan ditaruh di eblek
yang diletakkan di atas tutup kotak, antara lain:
a.
Golongan wayang kendaraan (titihan), seperti
kreto, gajah, kuda, dan prampogan.
b.
Golongan wayang dewa
c.
Golongan wayang perepat punakawan, cangik,
limbuk, cantrik, keparak, dan emban.
d.
Golongan wayang pandhito
e.
Golongan wayang senjata yang bermacam-macam, seperti
keris, panah, gadha, pedang, bindhi, dan sebagainya. Di samping itu ada juga
wayang binatang yang berukuran kecil, seperti burung, landhak, kancil, dan
sebagainya.
Daftar
Pustaka
Sujatmono.
1992. Wayang dan Budaya Jawa.
Semarang: Dahara Prize.