Tokoh Wayang

Kamis, 01 Januari 2015

Bima

Nama lain Bima adalah Werkudara yang artinya perut srigala, dan merujuk kepada kegemarannya yaitu makan. Nama lain dari julukannya adalah Bimasena yang berarti panglima perang.
Bima memiliki sifat gagah, berani, teguh, kuat, tabah, patuh, jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga ia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus ataupun duduk didepan lawan bicaranya.
Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan bahasa krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada, serta memiliki berbagai macam dan senjata, antara lain: kuku pancanaka, rujakpala, alugara, bargawa (kapak besar) dan bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antaralain: aji bandung bandawasa, aji katuglindhu, aji bayubraja, dan aji blabak pangantol-antol.
Bima juga mempunyai pakaian yangmelambangkan kebesaran, yaitu: gelung pudaksategal, pupuk jarot asem, sumping surapati, kuletbahu candrakirana, ikat pinggang nagabanda dan celana cinde udaraga. Sedangkan beberapa anugrah Dewata yang diterimanya antara lain: kampuh atau kain poleng bintuluaji, gelang candrakirana, kalung nagasasra, sumping surengpati dan pupuk pudak jarot asem.
Pada masa kanak-kanak Pandhawa dan Kurawa, kekuatan Bima tidak ada randingannya diantara anak-anak sebayanya. Kekuatan tersebut sering digunakan untuk menjahili para sepupunya, yaitu Kurawa. Salah satu Kurawa yaitu Duryudhana, ia menjadi benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian tesebut tumbuh sehingga Duryudhana berencana ingin membunuh Bima.
Pada suatu hari, ketika para Kurawa dan Pandhawa pergi ke daerah sungai Gangga, Duryudhana menyuguhkan makanan dan minuman untuk Bima, dimana makanan tersebut telah dicampur dengan racun. Karena Bima tidak senang mencurigai seseorang, ia memekan makanan yang diberikan Duryudhana. Tak lama kemudian Bima pingsan. Lalu tubuhnya diikat-kua oleh Duryudhana dengan menggunakan tanaman menjalar. Setelah itu dihanyutkan kesungai Gangga dengan rakit.
Saat rakit yang membawa Bima sampai ditengah sungai, ular-ular yang hidup disekitar sungai tersebut mematuk badan Bima. Ajaibnya, bisa yang mematuk badan Bima berubah menjadi obat bagi racun yang dimakan Bima.Ketika sadar, Bima langsung melepaskan ikatan tanaman menjalar yang meliliti tubuhnya, lalu ia membunuh ular-ular yang menggigit tubuhnya. Beberapa ular lari untuk menemui rajanya, yaitu Naga Basuki.
Saat naga Basuki mendengar bahwa putra Pandu yang bernama Bima telah anak buahnya, ia segera menyambut Bima dan memberinya minuman mujarab. Minuman tersebut diminum beberapa mangkuk oleh Bima, sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat. Bima tinggal di istana Naga Basuki sampai delapan hari, setelah itu ia pulang. Saat Bima pulang, Duryudhana kesal karena Bima masih hidup. Ketika para Pandhawa mengetahui kalau kebencian dari Duryudhana semakin besar, mereka mulai berhati-hati.
Pada usia remaja, Bima dan saudara-saudaranya dilatih oleh guru Drona. Dalam mempelajari senjata, Bima lebih memusatkan perhatian untuk menguasai ilmu untuk menggunakan gada, seperti Duryudhana. Bima menikah dengan Arimbi, dari perkawinan merekalahir putra yang diberi nama Gatotkaca. Bima dan keluarganya tinggal selama beberapa bulan bersama dengan Arimbi dan Gatotkaca, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan.
Dalam perang di Khurusetra, Bima berperan sebagai komandan tentara Pandhawa. Ia berperang dengan menggunakan senjata gada yang sangat mengerikan. Pada hari terakhir perang Bharatayudha, Bima perang melawan Duryudhana dengan menggunakan senjata gada. Pertarungan berlangsung sengit dan lama, sampai akhirnya Kresna mengingatkan Bima bahwa ia telah bersumpah akan mematahkan paha Duryudhana. Seketika Bima mengayunkan gada kearah gada kerah paha Duryudhana. Setelah pahanya diremukkan Duryudhana jatuh ke tanah, dan beberapa kemudian ia mati.
Bima tinggal di Jodipati, wilayah indraprasta. Ia mempunyai 3 orang istri dan 3 orang anak, yaitu:
1.  Nagagini (mempunyai anak bernama Arya Anantareja)
2.  Arimbi (mempunyai anak bernama Gatot Kaca)
3.  Urangayu (mempunyai anak bernama Arya Antasena).



Daftar Pustaka
Nanda MH, (2013). Wayang Dan Tokoh. Yogyakarta.Penerbit: Bintang Cemerlang


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Pocket