Cerita Rakyat ning Kudus

Sabtu, 10 Januari 2015


Konon ceritanya Desa Jepang Pakis diambil dari nama seorang tokoh pada zaman itu. Tokoh itu tidak lain adalah Aryo Jipang, beliau merupakan salah satu sinopati di Kerajaan Majapahit, dimana pada saat itu Kerajaan Majapahit berperang dengan Kerajaan Islam Bintoro Demak. Dan atas ijin Allah tentara Kerjaan Islam Bintoro Demak dapat menghancurkan dan mengalahkan Kerajaan Majapahit. Sehingga para pasukan Kerajaan Majapahit banyak yang meninggal. Para sinopati hulu balang lari untuk menyelamatkan diri. Salah satunya sinopati itu adalah Aryo Jipang, dengan menaiki seekor kuda lari untuk menyelamatkan diri. Beliau dikejar dari Demak lari ke utara (timur laut) hingga sampai ke daerah yang mana daerah itu masih dalam wilayah kota Kudus.
Senopati Aryo Jipang berhasil sembunyi di daerah itu, dimana daerah itu masih berupa hutan belantara dan di dalam hutan itu beliau bersembunyi hingga selamat dari kejaran tentara Kerajaan Demak. Karena keadaan hutan itu terdiri dari pohon pakis haji yang sangat lebat. Akhirnya daerah itu diberi beliau nama.
“Jepang Pakis”. “Jepang atau Jipang” diambil dari namanya Aryo Jipang. Sedangkan “Pakis” diambil dari keadaan hutan tersebut yang banyak hidup pohon liar yang bernama “Pakis Haji”. Pada saat itu beliau dengan disaksikan oleh penduduk setempat memberi nama desa tersebut “Jepang Pakis”. Dan sampai sekarang desa tersebut dinamakan desa “Jepang Pakis”.
Desa Jepang Pakis terdapat banyak nama pendukuhan yang diambil dan digali dari keadaan daerah itu tersendiri, salah satu contoh pendukuhan “Pandean” dan pendukuhan “Karang Anyar”. Nama dari pendukuhan Pandean tersebut diambil dari dari kegiatan masyarakat setempat yang mata pencariannya sebagai “pandai besi” dan nama Karang Anyar diambil dari keadaan itu sendiri yang masih berupa hutan belantara. “Karang Anyar” berasal dari kata “Karang” yang berarti “pekarangan” atau “tanah kosong yang luas”. Adapun “Anyar” yang berarti“baru”. Daerah tersebut dinamakan karang anyar karena merupakan daerah terakhir yang dihuni masyarakat setempat.
Desa Jepang Pakis memiliki tiga tokoh pejuang Islam yang disebut cikal bakal Desa Jepang Pakis. Cikal bakal tersebut yaitu Mbah Abdul Karim (Syekh Abdul Karim), Mbah Brojo Kusumo dan Mbah Buyut Rawi.
Mbah Abdul Karim (Syekh Abdul Karim) adalah seorang ulama’ yang masih keturunan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang berasal dari Mesir yang belajar pada Sunan Ampel selama dua belas tahun dan didampingi oleh dua orang sahabatnya yaitu Umar bin Khoto’ dari Lumajang dan Ibnu Abbas dari Mataram. Beliau juga belajar pada Sunan Muria selama tujuh tahun. Setelah khatam belajar beliau mengembara dan menyebarkan agama Islam ke Jepang Pakis. Kedatangan beliau disambut oleh Mbah Samawi dan Ibu Sukinah yaitu tokoh dari Desa Jepang Pakis. Pengajaran beliau menggunakan Islam sufi, salah satu alat pengajaranya yaitu menggunakan alat terbang. Beliau wafat pada tahun 611H.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Pocket